image

Tips Untuk Menghadapi Anak Tantrum 210

Tantrum adalah ledakan emosi, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah. Ketika anak tantrum, Anda mungkin jadi frustasi dan bingung menghadapinya.

Tantrum termasuk bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang berusaha menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal. 

Umumnya, tantrum akan terjadi pada tahun kedua kehidupan anak, saat perkembangan bahasa anak usia dini mulai berkembang.

Ini karena balita belum bisa mengatakan apa yang mereka inginkan, rasakan, atau butuhkan. Namun, seiring kemampuan bahasa meningkat, amukan ini cenderung akan menurun.


Apa penyebab tantrum pada anak?

Istilah ini digunakan ketika anak menangis, merengek, menjerit, menendang, atau memukul. Kondisi ini biasanya terjadi pada balita usia 1 sampai 3 tahun.

Anak yang tantrum umumnya disebabkan oleh rasa kesal, marah, dan frustasi. Bisa juga muncul karena anak merasa lelah, lapar, dan tidak nyaman.

Tindakan agresif tersebut terjadi akibat anak sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.

Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan hal ini. Seiring bertambahnya usia, kemampuan berbahasa anak akan semakin meningkat.

Selain itu, anak juga lebih mampu untuk mengendalikan emosi sebagai salah satu tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini. 


Apa tanda tantrum pada anak yang melebihi batas?

Tantrum sebenarnya kondisi yang normal terjadi pada anak, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan. 

Namun orangtua perlu mengetahui tanda tantrum pada anak yang sudah melebihi batas. Berikut tandanya:

1. Memiliki frekuensi mengamuk yang sering

2. Mengamuk dalam waktu yang lama

3. Saat mengamuk, melakukan kontak fisik dengan orang lain

4. Marah sampai melukai diri sendiri

Tanda di atas bisa menjadi risiko gangguan emosional pada anak. Oleh sebab itu, jika sudah dirasa berlebihan Anda bisa berkonsultasi pada dokter.


Bagaimana Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak?

Situasi ini bisa terjadi kapan saja, dari mulai di depan umum sampai saat sedang makan. Cara mengatasinya juga tergantung pada kondisi tersebut. Berikut penjelasan lengkapnya.


Mengatasi tantrum pada anak saat di tempat umum

Anak tantrum di depan umum paling sering terjadi dan kerap membuat orangtua panik karena takut mengganggu orang lain. Berikut cara mengatasinya:


* Memeluknya

Anak yang sedang tantrum di tempat umum sering membuat orangtua ikut emosi. Namun saat melihat anak mengamuk, pelukan menjadi hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk meredamnya. 

Pelukan bisa membuat anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya peduli, walau Anda tidak setuju dengan ulahnya.

Berikan dekapan erat yang tegas, bukan pelukan sayang untuk menidurkan dan jangan katakan apapun selama Anda mendekap si kecil.

“Tantrum akan menjadi masalah besar saat orangtua menyerah terlalu cepat atau terlalu sering. Pasalnya, cara ini menjadi jalan pintas untuk mendapatkan apa yang ia mau. Dengan begitu, tantrum adalah cara yang sering kali dilakukan” ujar Diane Ryals, edukator keluarga di University of Illinois.


* Mempersiapkan segala kebutuhan anak

Perlu diingat bahwa anak dan balita lebih mungkin untuk meluapkan emosinya saat lapar atau kecapekan. Jadi, jika Anda akan melakukan belanja bulanan, misalnya, pastikan bahwa si kecil pergi dalam keadaan kenyang dan cukup istirahat.

Selama Anda berbelanja, ada baiknya Anda mengisi tas Anda dengan ‘persenjataan’ untuk membuat anak sibuk sendiri atau bisa digunakan sebagai pengalih perhatian saat ia menunjukkan tanda-tanda akan tantrum.

Bawa camilan sehat untuk anak hingga mainan kesayangannya. Benda-benda ini terlihat remeh, tapi bisa jadi bantuan yang ampuh di saat darurat.


* Membuat aturan dasar untuk anak

Selain itu, orangtua perlu menetapkan aturan dasar saat berjalan-jalan untuk mengurangi risiko tantrum. Sebelum sampai tujuan, Anda bisa menjelaskan pada si kecil bahwa tujuan pergi ke mall hanya untuk membeli makanan, bukan es krim atau mainan baru.

Frustrasi juga merupakan penyebab anak suka tantrum. Jika Anda tahu di mall yang Anda tuju ada toko permen atau mainan favorit si kecil, pastikan untuk meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat tersebut atau berpikir dua kali untuk jalan-jalan ke sana.

Memikirkan reaksi yang mungkin akan ia tunjukkan, konsekuensi, dan segala alternatif bukan berarti Anda menyerah. Ini artinya, Anda sedang menjadi orangtua yang bijak.


Mengatasi tantrum saat sedang makan

Anak tantrum bisa terjadi kapan saja, termasuk saat si kecil sedang makan. Berikut cara mengatasinya.


* Biarkan anak mengeksplorasi makanannya

Kemarahan anak yang datang di waktu makan kadang disebabkan oleh rasa ingin tahunya dengan makanan yang sedang ia makan. 

Anda tentu boleh menyuapinya saat tekstur makanan anak membuatnya tidak bisa dibiarkan makan sendiri. Jenis makanan ini misalnya bubur atau makanan lumat lainnya dengan tekstur cair.

Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk coba memberikannya makanan padat berukuran genggaman tangan anak sehingga bisa dipegang sendiri (finger foods).

Selain bisa menyenangkan anak, makanan finger foods juga berperan untuk meningkatkan perkembangan motorik anak usia dini. Anak juga jadi mulai mengenal berbagai bentuk makanan harian. 

Dengan begitu, jangan larang si kecil untuk makan sendiri jika ia memang menginginkannya. Anda hanya perlu mengawasinya agar ia tidak tersedak.


* Alihkan perhatiannya pada hal lain

Meski tampaknya Anda berada dalam situasi yang cukup sulit bila anak tantrum saat makan, sebisa mungkin coba alihkan perhatiannya pada hal lain yang lebih menarik.

Entah dengan memberikannya mainan favorit, mengajaknya bicara pengalaman menyenangkan yang pernah dilakukan, atau menceritakan ulang mengenai dongeng kesukaan anak.

Intinya, lakukan berbagai hal menarik yang setidaknya dapat mengurangi bahkan menghentikan sifat tantrumnya saat makan.


* Ingatkan anak mengenai aturan saat makan

Kebiasaan tantrum anak yang terus dibiarkan bisa membuatnya selalu mengandalkan amukan, amarah, serta tangisan sebagai trik untuk mendapatkan keinginannya.

Sebagai orangtua, usahakan selalu bersikap tegas guna mendidik anak untuk mengerti beragam aturan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejak usia dini, mulai lah memperkenalkan anak dengan berbagai hal baik dan buruk yang boleh dan tidak boleh ia lakukan.

Termasuk di waktu makannya, seperti makan itu harus duduk, kunyah makanan sampai halus, jangan diemut, dan lain sebagainya.


Mencegah anak tantrum di tempat umum

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah anak tantrum di tempat umum:


* Siapkan mainan atau benda lainnya

Menurut National Association of School Psychologists, tantrum pada anak cenderung terjadi ketika ia menghadapi perubahan aktivitas dari yang biasanya dilakukan.

Contohnya, anak yang biasanya bermain di siang hari, pada hari itu justru ikut bersama Anda mengunjungi suatu tempat. Kondisi ini nantinya bisa memicu tantrum pada anak.

Perubahan rutinitas tersebut kemungkinan menimbulkan rasa bosan pada si kecil.

Ia yang berharap dapat bermain dengan temannya seperti biasa, harus berada di tempat yang ia tidak kenal dan berhadapan dengan orang banyak.

Agar si kecil tidak tantrum karena bosan, siapkan mainan, buku bacaan, atau camilan.


* Luangkan waktu untuk istirahat

Cara lain untuk mencegah anak tantrum di tempat umum adalah meluangkan waktu untuk istirahat. Berada di luar rumah dan berhadapan dengan banyak orang, mungkin membuat si kecil lelah.

Sebelum ia tantrum karena kelelahan, pastikan anak memiliki waktu untuk istirahat. Selama berada di luar rumah, si kecil bisa beristirahat dengan digendong.

Untuk memastikan, Anda bisa menanyakan padanya, “Adek capek nggak? Mau Ayah gendong?“. Atau bisa juga dengan menidurkannya di stroller.

Anda juga bisa mengenali anak lelah atau tidak dengan melihat keaktifan si kecil.

Jika ia mulai terlihat tidak aktif ke sana-kemari, bertanya banyak hal, dan cenderung lebih diam, ini bisa menjadi tanda bahwa si kecil mulai kelelahan dan butuh istirahat.


* Beri tahu anak transisi kegiatan selama berada di luar

Saat mengajak si kecil pergi ke tempat yang baru didatangi, rasa bosan dapat saja muncul. Terutama pada tempat-tempat yang tidak membuatnya leluasa untuk bergerak.

Ia mungkin merengek pada Anda untuk segera pulang ke rumah. Untuk mencegah anak tantrum di tempat umum, beri tahu ia mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan selanjutnya.

Ini bisa memberi pemahaman pada si kecil bahwa ia tidak akan terjebak di tempat tersebut dalam waktu lama, “Setelah ini, kita cari sepatu buat kamu, ya. Terus pulang, deh.”


Adakah manfaat tantrum untuk anak?

Meski menghadapi anak tantrum itu sangat melelahkan, sebenarnya ada manfaatnya. Berikut adalah beberapa alasan penting mengapa tantrum sebenarnya adalah hal yang baik.


* Membantu anak Anda belajar

Anak yang tantrum sedang berjuang dan mengungkapkan rasa frustrasi mereka, hal ini akan membantu mereka untuk mengendalikan diri sehingga mereka bisa belajar sesuatu yang baru seperti belajar untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengatasi emosi negatif.

Lama-lama, anak akan mengerti bahwa tantrum bukanlah cara yang tepat untuk menarik perhatian orangtua atau untuk memaksakan kehendaknya sendiri.


* Mendekatkan anak dan orangtua

Ketika anak tantrum, biarkan mereka melewati gejolak perasaannya. Tantrum adalah bagian dari proses belajar anak untuk mempelajari kosakata seperti apa yang dapat membuat kebutuhannya terpenuhi dan mana yang tidak.

Saat anak tantrum, Anda perlu tetap tenang, jangan terlalu banyak bicara, dan tawarkan beberapa kata yang meyakinkan dan pelukan hangat. Dengan begitu, anak Anda akan belajar untuk menerima keputusan Anda dan merasa lebih dekat dengan Anda sesudahnya.


* Anak belajar soal batasan perilakunya

Anak bisa saja menggunakan amukan sebagai senjata untuk mendapatkan yang ia mau. Namun, dengan bersikap tegas, ia akan belajar bahwa memang ada batasan-batasan perilaku (atau permintaan) yang harus diikutinya.

Dengan bersikap tegas, lama-lama ia tidak akan mengamuk jadi senjata utamanya saat merasa kesal.


Sumber: hallosehat.com